Kamis, 23 Agustus 2012

Wanita Cantik Kepunyaan TUHAN:-)

Seorang anak laki2 kecil bertanya kepada ibunya ''Mengapa engkau menangis?''
''Karena aku seorang wanita'',kata sang ibu kepadanya. ''Aku tidak mengerti'' ,kata anak itu. Ibunya hanya memeluknya dan berkata, ''Dan kau tak akan pernah mengerti''.Kemudian anak laki laki itu bertanya kepada ayahnya, ''Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?'', ''Semua wanita menangis tanpa alasan'', hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya. Anak laki laki itu pun tumbuh menjadi seorang laki laki dewasa,tetap ingin tahu mengapa wanita menangis.
Akhirnya ia menghubungi TUHAN,dan bertanya, ''TUHAN, mengapa wanita begitu mudah menangis?''
TUHAN berkata:
''Ketika AKU menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. AKU membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan''

''AKU memberinya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya''

''AKU memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh''

''AKU memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya''

''AKU memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya''

''AKU memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik tak kan pernah menyakiti isterinya,tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada d sisi suaminya tanpa ragu''

''Dan akhirnya, AKU memberinya 'Air Mata' untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan.''

''Kau tahu:
Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya.''

''Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya,,tempat dimana CINTA itu ada.''

Jika Anda lakukan, sesuatu yang baik akan terjadi. Anda akan menambah harga diri wanita !

Setiap Wanita itu Cantik...

Sabtu, 23 Juni 2012

Teori Belajar Schematic


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
 Belajar berarti memperbaharui dan mengembangkan diri agar kehidupan individu lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu terjadi proses pada manusia dengan cara  berpikir, bergerak, dan merasa untuk memahami setiap fakta yang dihadapinya dalam menghasilkan sebuah perilaku, pengetahuan dan teknologi atau apapun yang berupa karya dan karsa individu tersebut. Dalam implementasinya belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, prilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar.
Dalam dunia pendidikan dikenal beberapa jenis teori belajar yang dirancang sebagai model untuk pembelajaran. Adapun beberapa dari teori belajar tersebut yaitu : (1) teori behaviorisme, (2) teori kognitivisme, (3) teori humanistik, dan (4) teori sibernetik. Dalam aplikasi teori-teori belajar tergantung pada beberapa hal seperti sifat materi, karakteristik pebelajar, media belajar dan fasilitas belajar yang tersedia.
Jean Piaget seorang psikolog penganut teori belajar kognitivisme, menjelaskan bagaimana proses pengetahuan seseorang dalam teori perkembangan intelektual. Dia menyebut bahwa struktur kognitif dalam cara berfikir anak sebagai skemata (Schematic), yaitu kumpulan dari skema-skema. Dalam makalah ini dibahasa mengenai teori schematic digunakan dalan proses belajar individu.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah: Bagaimanakah teori belajar Schematic?

C.    Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami teori belajar Schematic.

D.    Manfaat Pembahasan
Manfaat dari pembahasan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan para pembaca tentang teori belajar Schematic yang dapat diterapkan dan diaplikasikan pada proses belajar dan pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori Belajar Schematic
Skema adalah abstraksi mental seseorang yang digunakan untuk mengerti sesuatu hal, menemukan jalan keluar ataupun memecahkan persoalan. Orang harus mengisi atribut skemanya dengan informasi yang benar agar dapat membentuk kerangka pemikiran yang benar. Kerangka pemikiran inilah yang akan membentuk pemikiran struktural seseorang dimana pengetahuan struktural tersebut terdiri dari skema-skema yang dimiliki dan hubungan antara skema-skema itu.
Menurut teori skema pengetahuan itu disimpan dalam suatu paket informasi, atau skema, yang terdiri dari kontruksi mental gagasan kita. Skema objek, kejadian, atau ide terdiri dari satu set atribut yang menjelaskan objek tersebut yang mana membantu kita untuk mengenai objek atau suatu peristiwa. Misalnya skema tentang bunga yang memuat macam-macam atribut seperti, akar, batang, daun, bunga dan lain-lain. Skema bunga ini akan berkaitan dengan skema yang lebih luas seperti skema tumbuhan. Setiap orang daam pikirannya akan mempunyai macam-macam skema mengenai banyak hal dan skema-skema itu ada yang saling berkaitan dan membentuk suatu kerangka pemikiran seseorang akan sesuatu hal. Skema-skema mempunyai banyak jenis, ada yang konkrit seperti bunga tadi tetapi dapat juga abstrak seperti teori matematika.
Cara seseorang membentuk dan mengubah skema adalah proses belajar. Individu dapat membentuk skema baru dari suatu pengalaman baru dan dapat juga menambah atribut baru ke dalam skemanya yang lama. Individu dapat melengkapi dan memperluas skema yang dimilikinya ketika berhadapan dengan pengalaman, persoalan dan juga pemmikiran yang baru. Pada umumnya bila individu menghadapi pengalaman baru yang tidak cocok dengan skema yang dimilikinya, dia akan mengubah skema lamanya. Dalam proses belajar siswa mengadakan perubahan skemanya dengan menambah atribut, memperhalus, memperluas, ataupun mengubah keseluruhan skema lama.
Skema adalah istilah yang penting dalam teori Piaget, karena dianggap sebagai elemen dalam strustur kognitif individu. Skemata yang ada dalam individu akan menentukan bagaimana dia akan merespon lingkungan fisik. Skemata dapat muncul dalam bentuk prilaku yang jelas, seperti gerakan refleks memegang.


1.      Asimilasi
Cara anak menghadapi lingkungannya akan berubah-ubah seiring pertumbuhannya. Agar terjadi interaksi individu dengan likungan maka skemata yang ada harus berubah. Proses merespon lingkungan yang sesuai dengan struktur kognitif anak disebut dengan asimilasi. Asimilasi adalah proses pengintegrasian secara langsung stimulus baru ke dalam skemata yang telah terbentuk / proses penggunaan struktur atau kemampuan individu untuk mengatasi masalah dalam lingkungannya.

2.      Akomodasi,
Jika asimilasi adalah satu-satunya prose kognitif maka tidak ada perkembangan intelektual anak tersebut karena hanya akan mengasimilasikan pengalamannya ke dalam struktur kognitif. Akan tetapi pengalaman baru tidak cocok dengan skema yang ada, sehinngga individu akan mengadakan akomodasi. Akomodasi adalah proses pengintegrasian stimulus baru ke dalam skema yang telah terbentuk secara tidak langsung/ proses perubahan respons individu terhadap stimulus lingkungan.

3.      Equlibrasi
Proses asimilasi dan akomodasi diperlukan untuk perkembangan kognitif individu, dalam perkembangan intelektual individu diperlukan keseimbangan asimlasi dan akomodasi, proses ini disebut dengan Equilirium. Equilibrasi adalah pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Proses pengaturan keseimbangan ini berjalan terus dalam diri individu melalui asimilasi dan akomodasi. Equilibrasi membuat seseorang dapat menyatukan pengalaman yang dihadapinya dengan skemata yang dimilikinya. Bila terjadi ketidakseimbangan (disequlibrium) maka individu dipacu untuk mencari keseimbangan dengan cara asimilasi ataau akomodasi.









B. Tahap-tahap Perkembangan Kognitif pada anak
Selanjutnya Piaget mengemukakan tentang perkembangan kognitif yang dialami setiap individu secara lebih rinci, mulai bayi hingga dewasa. Berdasarkan hasil penelitiannya, Piaget mengemukakan ada empat tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis :
1. Tahap Sensori Motor 0-2 tahun ( Sensory Motoric Stage)
Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indra). Pada mulanya pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa suatu objek itu ada bila ada pada penglihatannya. Perkembangan selanjutnya ia mulai berusaha untuk mencari objek yang asalnya terlihat kemudian menghilang dari pandangannya, asal perpindahanya terlihat. Akhir dari tahap ini ia mulai mencari objek yang hilang bila benda tersebut tidak terlihat perpindahannya. Objek mulai terpisah dari dirinya dan bersamaan dengan itu konsep objek dalam struktur kognitifnya pun mulai dikatakan matang. Ia mulai mampu untuk melambungkan objek fisik ke dalam simbol-simbol, misalnya mulai bisa berbicara meniru suara kendaraan, suara binatang dan lain-lain.
Kesimpulan pada tahap ini adalah : Bayi lahir dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan untuk membentuk tingkah laku yang lebih kompleks. Pada masa kanak-kanak ini, anak belum mempunyai konsepsi tentang objek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan indranya.

2. Tahap Pra Operasi 2-7 tahun ( Pre Operation Stage)
Tahap ini adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit. Istilah operasi yang digunakan oleh Piaget di sini adalah berupa tindakan-tindakan kognitif, seperti mengklasifikasikan sekelompok objek (classifying), menata letak benda-benda menurut urutan tertentu (seriation), dan membilang (counting). Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika ia melihat objek-ojek yang kelihatannya berbeda, maka ia mengatakanya berbeda pula. Pada tahap ini anak masih berada pada tahap pra operasional belum memahami konsep kekekalan (conservation), yaitu kekekalan panjang, kekekalan materi, luas, dan lain-lain. Selain dari itu, ciri-ciri anak pada tahap ini belum memahami dan belum dapat memikirkan dua aspek atau lebih secara bersamaan.
Kesimpulan pada tahap ini adalah : Anak mulai timbul pertumbuhan kognitifnya, tetapi masih terbatas pada hal-hal yang dapat dijumpai (dilihat) di dalam lingkungannya saja.

3. Tahap Operasi Konkrit 7-11 tahun ( Concrete Operational Stage)
Anak-anak yang berada pada tahap ini umumnya sudah berada di Sekolah Dasar, dan pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampu memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objek. Anak pada tahap ini sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya objek fisik yang ada saat ini (karena itu disebut tahap operasional konkrit). Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap ini masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika. Contoh. Anak-anak diberi dua boneka binatang yang berlainan (kucing dan singa), tidak mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi boneka yang berukuran kecil dan besar. Namun, ketika diberi peranyaan, “Binatang apa yang kecil dan binatang apa yang besar?”, anak-anak pada tahap operasional konkret mengalami kesulitan karena mereka belum mampu berpikir hanya dengan menggunakan lambang-lambang.
Kesimpulan pada tahap ini adalah : Anak telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (tak berwujud).

4. Tahap Operasi Formal 11 tahun ke atas ( Formal Operation Stage)
Tahap operasi formal ini adalah tahap akhir dari perkembangan kognitif secara kualitatif. Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak dan menggunakan logika. Penggunaan benda-benda konkret tidak diperlukan lagi. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan dengan objek atau peristiwanya berlangsung. Penalaran terjadi dalam struktur kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan simbol-simbol, ide-ide, astraksi dan generalisasi. Ia telah memiliki kemampuan-kemampuan untuk melakukan operasi-operasi yang menyatakan hubungan di antara hubungan-hubungan, memahami konsep promosi.
Sebagai contoh eksperimen Piaget yaitu: Seorang anak pada tahap ini dihadapkan pada gambar” dan untaian klip (penjepit kertas) untuk mengukur besar “rumah” itu. Kemudian ditambahkan penjelasan dalam bentuk verbal bahwa “rumah” itu berdekatan dengan “hotel”. Lebih lanjut dikatakan bahwa apabila diukur dengan batang korek api besar “rumah”empat batang sedangkan besar “hotel” delapan batang korek api. Berapakah besar “hotel” bila diukur dengan klip? Dalam memecahkan masalah diatas, anak harus memerlukan operasi terhadap operasi.
Karakteristik dari anak pada tahap ini adalah telah memiliki kemampuan untuk melakukan penalaran hipotek-deduktif, yaitu kemampuan untuk menyusun serangkaian hipotesis dan mengujinya.
Kesimpulan pada tahap ini adalah pada tahap operasional formal, anak-anak sudah mampu memahami bentuk argumen dan tidak dibingungkan oleh isi argument (karena itu disebut operasional formal). Tahap ini mengartikan bahwa anak-anak telah memasuki tahap baru dalam logika orang dewasa, yaitu mampu melakukan penalaran abstrak. Sama halnya dengan penalaran abstrak sistematis, operasi-operasi formal memungkinkan berkembangnya sistem nilai dan ideal, serta pemahaman untuk masalah-masalah filosofi.
























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pemaparan secara singkat tentang teori belajar  Schematic, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif sebagai skemata (Schematic), yaitu kumpulan dari skema-skema.
2.      Cara anak menghadapi lingkungannya akan berubah-ubah seiring pertumbuhannya, yaitu berdasarkan proses asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.
3.. Empat tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis : (a) tahap Sensori Motor, (b) tahap Pra Operasi, (c) tahap Operasi Konkrit, (d) tahap Operasi Formal.

B.     Saran
Dengan mengetahui secara singkat tentang teori belajar Schematic, maka diharapkan pendidik dapat mengembangkan proses belajar dan mengajar di satuan pendidikan, memperhatikan proses pembelajaran yang terjadi. Dan untuk menambah wawasan yang lebih luas lagi, sebaiknya kita melengkapi dengan berbagai referensi lain.















DAFTAR PUSTAKA

 Hamid, Prof.Dr.Abdul K,.M.Pd., 2009, Teori Belajar dan Pembelajaran (edisi kedua), Medan, FR. Dongoran.

Suparno, DR.Paul.,1997, Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan, Yogyakarta: Kanisius.

Matthew Olson H & Hergenhahn B.R., 2009, Theories of Learning ( Teori Belajar) ( Edisi ketujuh), Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


Pendidikan di Indonesia 2025


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Sejak zaman dahulu sebenarnya teknologi sudah ada didalam kehidupan manusia dan manusia sudah menggunakan teknologi tersebut. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya manusia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Dengan kata lain, kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi atau yang sering disebut dengan iptek tersebut  merupakan modal dasar yang sangat berperan penting dalam kehidupan manusia, khususnya pada masa sekarang ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta arus globalisasi sangat mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia, terutama bidang pendidikan.
Pada era perkembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, seluruh umat manusia sudah terlibat dalam sentuhan  maju, dan bahkan telah sampai ke desa – desa. Ilmu pengetahuan dan teknologi maju membawa juga semacam gaya hidup yang senang dan mewah. Makin majunya suatu teknologi makin melahirkan sifat yang menyenangkan dan mewah, dan juga seringkali makin mahal. Karena memang sudah mendorong lahirnya pola hidup mewah di kalangan berada terutama di kota – kota besar. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam makalah ini akan dibatasi pada peranan iptek serta Arah dan Kebijakan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan Nasional terhadap pendidikan di Indonesia tahun 2025.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa dan bagaimana peranan iptek terhadap pendidikan di Indonesia tahun 2025?
2.      Apa dan bagaimana peranan Arah dan Kebijakan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan Nasional terhadap Pendidikan di Indonesia tahun 2025.


C.    Tujuan Pembahasan
1.      Mendeskripsikan apa dan bagaimana pengaruh peranan iptek terhadap pendidikan di Indonesia tahun 2025.
2.      Mendeskripsikan apa dan bagaimana peranan Arah dan Kebijakan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan Nasional terhadap Pendidikan di Indonesia tahun 2025.





D.    Manfaat Pembahasan
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoritis, hasil makalah ini bermanfaat pada kajian Landasan Ilmiah Ilmu Pendidikan. Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian IPTEK
Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi, mengolah dan memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dapat berkembang melalui kreativitas penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata IPTEK bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma,etika, hukum dan kekuasaan yang mendasarinya. IPTEK tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa IPTEK mencermikan keterbelakangan. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah institusi manusiawi, artinya Ilmu pengetahuan dan Teknologi adalah karya yang dilahirkan manusia. Maka tanpa adanya manusia kedua karya tersebut juga tidak akan ada. Ilmu Pengetahuan sebagai “body of knowledge” yang kita ketahui saat ini adalah hasil abstraksi manusia dari sumber alami melalui berbagai fenomena yang diamatinya. Kemudian fenomena tersebut direpresentasikan ke dalam berbagai model yang membentuk suatu paradigma.
Ilmu Pengetahuan itu sendiri secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan (knowledge) yang didapatkan dengan cara sistematis tentang struktur dan perilaku dari segala fenomena yang ada di jagad raya dan isinya, baik fenomena alam maupun sosial.
Sementara itu, berbeda dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi merupakan aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntutan manusia akan kehidupan yang lebih baik. Teknologi sepenuhnya bersumber pada manusia itu sendiri.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu  karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan  “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967) memberi arti teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.” Pengertian teknologi secara umum adalah: 1) proses yang meningkatkan nilai tambah; 2) produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja; dan 3) struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembangkan dan digunakan.           
Teknologi tersebut diciptakan manusia sebagai instrumen dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Teknologi merupakan suatu fenomena sosial. Oleh karena itu tanpa manusia, tanpa masyarakat, teknologipun tidak ada. Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan (exercise) budidaya akalnya. Manusia harus mendayakan akal pikirannya dalam me-reka teknologi berdasarkan ratio (nalar) dan kemudian membuatnya, me-yasanya, menjadi suatu produk yang kongkrit. Jadi perlu penerapan rekayasa dalam menciptakan teknologi, dan sebaliknya Teknologi kemudian akan membantu manusia dalam merekayasa. Inter-relasi dan interaksi antara rekayasa dan teknologi sering sulit dipahami karena seakan terjadi secara obvious atau terjadi sepenuhnya di latar belakang sehingga luput dari pengamatan.

B.     Pengertian Pendidikan
Pendidikan berasal dari kata pedagogi (paedagogie, Bahasa Latin) yang berarti pendidikan dan kata pedagogia (paedagogik) yang berarti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu ‘Paedos’ (anak, pen) dan ‘Agoge’ yang berarti saya membimbing, memimpin anak. Sedangkan paedagogos ialah seorang pelayan atau bujang (pemuda, pen) pada zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak-anak (siswa, pen) ke dan dari sekolah. Perkataan paedagogos yang semula berkonotasi rendah (pelayan, pembantu) ini, kemudian sekarang dipakai untuk nama pekerjaan yang mulia yakni paedagoog (pendidik atau ahli didik atau guru). Dari sudut pandang ini pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan Iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan hidupnya dan kehidupan alamiah menjadi berbudaya dan bermoral.
Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terencana (bertahap) dalam meningkatkan potensi diri peserta didik dalam segala aspeknya menuju terbentuknva kepribadian dan akhlak mulia dengan menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat guna melaksanakan tugas hidupnya sehingga dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.


C.    Peranan IPTEK terhadap kehidupan manusia
Pengaruh adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu . Jadi pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap pendidikan adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa akibat baik bisa juga akibat buruk dalam kehidupan manusia. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi memang diperlukan dalam kehidupan manusia. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-dampak positif dan  negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia.

D.    Peranan IPTEK terhadap Pendidikan di Indonesia tahun 2025
Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia.
Dengan kata lain, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. 
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan  membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.
Tentu saja iptek tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu iptek tidak pernah bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan. Dampak positif dan dampak negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap pendidikan di Indonesia yang dipredikasi akan terjadi pada tahun 2025 secara umum antara lain:
Ø  Munculnya media massa, khususnya media elektronik yang berperan sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan;
Ø  Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak;
Ø  Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka;
            Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses  pendidikan antara lain:
Ø  Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut;
Ø  Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contohnya dengan ilmu komputer yang tinggi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan sebagainya.





E.     Arah dan Kebijakan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan Nasional terhadap Pendidikan di Indonesia tahun 2025
1.      Pemerataan dan Perluasan Akses
Pemerataan dan perluasan akses pendidikan diarahkan pada upaya memperluas daya tampung satuan pendidikan sesuai dengan prioritas nasional, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik dari berbagai golongan masyarakat yang berbeda baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan kapasitas penduduk Indonesia untuk belajar sepanjang hayat dalam rangka peningkatan daya saing bangsa di era global.
Upaya peningkatan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar seringkali terkendala oleh kondisi sosial ekonomi, budaya serta geografi dan demografi, sehubungan dengan itu maka strategi yang akan ditempuh adalah :
a.       Terus mengupayakan keberlanjutan Program Pemberian Biaya Operasional Sekolah (BOS) sampai jenjang SD/M serta SMP/MTs disertai dengan sosialisasi, pembinaan dan pengendalian yang tertib dan akurat dalam rangka menjaga kepercayaan smua pihak tentang manfaat program tersebut;
b.      Memperbanyak pemberian beasiswa serta subsidi-subsidi lainnya khususnya bagi mereka yang kurang mampu secara ekonomi dan pemberian beasiswa bagi siswa yang memasuki program keahlian berbasis keunggulan potensi daerah;
c.       Memperbanyak implementasi program school come to client, sekolah mendatang siswa, khususnya untuk wilayah miskin dan pedesaan/terpencil melalui penyelenggaraan sekolah kecil kelas jauh, mobile training unit (MTU) dan sebagainya;
d.      Efisiensi investasi pembangunan sarana pendidikan dan optimalisasi pemanfaatan fasilitas pendidikan yang telah ada melalui penyelenggaraan sekolah terpadu melalui program diklat jangka pendek, SMK Rintisan, Carrier Center (CC), dan pengalihan fungsi lembaga SMA ke SMK;
e.       Pemanfaatan teknologi dalam penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran jarah jauh, broadcasting-radio, dan TV Pendidikan); dan
f.       Pembiayaan penyelenggaraan secara gotong royong antara masyarakat, pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, termasuk pembangunan unit sekolah baru.
2.      Peningkatan Mutu, Relevansi, dan Daya Saing
Peningkatan mutu , relevansi dan daya saing di masa depan diharapakn dapat memberikan dampak bagi perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya. Selain itu, upaya peningkatan mutu dan relevansi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta daya saing bangsa. Mutu pendidikan juga dilihat dari meningkatnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan iman dan takwa serta berakhlak mulia, etika, wawasan kebangsaan, kepribadian tangguh, ekspresi estetika, dan kualitas jasmani. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diukur dari pencapaian kecakapan akademik yang lebih tinggi yang memungkinkan lulusan dapat proaktif terhadap perubahan masyarakat dalam berbagai bidang baik di tingkat lokal, nasional maupun global.

Pada dasarnya indikator mutu pendidikan adalah kualitas lulusannya, sedangkan aspek yang sangat dominan dalam peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan adalah guru, manajemen, fasilitas, kurikulum, sistem yang diterapkan serta dana yang tersedia. Sehubungan dengan itu maka strategi yang akan ditempuh adalah :
a.       Mengupayakan pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan dengan komprehensif, holistik, tidak linear dan parsial;
b.      Mengupayakan peningkatan kompetensi guru dibuktikan dengan sertifikasi kompetensi terstandar (nasional/internasional);
c.       Pembinaan manajemen sekolah;
d.      Pemanfaatan ICT sebagai sarana Pusat Sumber Belajar (PSB);
e.       Penyelenggaraan lomba dan kompetisi antar sekolah dan atau antar kabupaten/kota secara rutin;
f.       Pemberian penghargaan yang riil atas prestasi;